SEJARAH DESA

SEJARAH TERBENTUKNYA DESA JANGGI

“Desa Janggi adalah Salah Satu desa yang berada di Kecamatan Karau Kuala Kabupaten Barito Kalimantan Tengah.

“Kampung (lebu) Janggi Sebelum menjadi Sebuah Desa yang di akui keberadaannya sudah ada sebelum Indonesia merdeka.

“Desa Janggi sebelum menjadi sebuah desa adalah sebuah pulau kecil yang di huni satu kepala keluarga dan tujuh orang anak terdiri dari 3 orang perempuan dan 4 orang laki-laki.

“Orang yang pertama kali membuka menghuni kampung Janggi” adalah :

Abdul Saman dan Siti Lahab.

“Dengan Etnis suku dayak Bakumpai.

“Sehingga pasangan tersebut
Melahirkan keturunan.

7 orang anak bernama :

1.Sadah ( Perempuan ).
2.Durun ( Laki-Laki ).
3.Tukung (Laki- Laki).
4.Yamat ( Laki-Laki).
5.Yamit (Laki-Laki).
6.Muria ( Perempuan).
7.Misra.( Perempuan).

Selanjutnya.

Anak pertama Sadah, atau Ulak , mempunyai , 4 orang keturunan 2 perempuan, 2 laki-laki.
1.Sumah,
2.Husnah,
3.Gajas,Pa Inur.
4.Muekri,Patulur.

Selanjutnya.

Sumah, mempunyai 4 orang keturunan, 3 laki 1 perempuan.
1. Ipau,
2. Ipung,
3. Sapuani
4. Hadran,
Selanjutnya.
Husnah, meninggal ketika remaja.

Selanjutnya.
Gajas , Pa Inur Mempunyai 2 orang keturunan, 1 perempuan 1 laki laki.
1. Inur.
2. Arbaen,Pa Jiah.
Selanjutnya.
Mukeri Atau pa tulur ,mempunyai 4 orang keturunan 2 laki laki 2 perempuan berlainan ibu 1 bapak.
1. Aspul Anuar.
2. Maran.
3. Kuncung.
4. Mara.
Selanjutnya.
Anak ke 2 Durun, atau Gulu, Mempunyai 3 orang keturunan, 1 laki laki 2 perempuan.
1. Kumala
2. Junaidi.
3. Sanah.
Selanjutnya.
Kumala, mempunyai 4 orang keturunan 1 laki-laki 3 perempuan,
1. Maskanah.
2. Asmuni.
3. Asrupah.
4. Lamiah.
Selanjutnya.
Junaidi,mempunyai 11 orang keturunan, 6 orang perempuan 4 orang laki laki.
1. Kurniah.
2. Umpem.
3. Yangling.
4. Tak kumran.
5. Rohana.
6. Aspuani.
7. Hayati.
8. Salasiah.
9. Sarkiah.
10. Ampung.
11. Sulianto.
Selanjutnya.
Sanah mempunyai keturunan 4 orang anak 2 laki laki 2 perempuan.
1. Diana.
2. Sihan.
3. Usman.
4. Diamun.
Selanjutnya.
Anak ke 3 Tukung, atau Angah,Mempunyai keturunan 5 orang anak 3 laki laki 2 perempuan.
1. Amin.
2. Mursid.
3. Satriah.
4. Ibim
5. Hamnah.
Selanjutnya.
Amin atau pa kuna Mempunyai keturunan. 5 orang anak 2 laki laki 3 perempuan.
1. Kuna,
2. Irus.
3. Arpah.
4. Amer.
5. itas.
Selanjutnya.
Mursid pa tinah Mempunyai keturunan 7 orang anak 4 laki laki 3 perempuan.
1. Tinah.
2. Gampulani.
3. Siyah.
4. Mahyani.
5. Besyuni.
6. Karnadi.
7. Arnawati.
Selanjutnya.
Satriah atau ma linah, Mempunyai keturunan 1 orang anak perempuan.
1. Linah.
Selanjutnya.
Ibim pa ludin, mempunyai keturunan 6 orang anak terdiri dari 3 laki laki 3 perempuan.
1. Ludin,
2. Nambli/Adun,
3. Sumidah,
4. Bahrani
5. Jambran,
6. Yana ,
Selanjutnya.
Hamnah atau ma rindu.Mempunyai keturunan 4 orang anak, 3 perempuan 1 laki laki , tiga orang anam perempuan dengan Nani ( Kawin bersaudara Sepupu )dan 1 orang anak laki dengan Muhamat atau Pa kacil Muham .
1. Rindu.
2. Masrah.
3. Hirna.
4. Asrani.
Selanjutnya.
Anak 4 Yamat, atau Anjang Melahirkan keturunan 2 orang anak laki laki.
1.Ungas.
2.Unnal.
Selanjutnya.
Ungas,mempunyai keturunan 8 orang anak.
1.  Yanto.
2. Sugiar.
3. Surayah.
4. Sampai dengan 8 belum di ketahui nama nya.
Selanjutnya.
Unal. mempunyai 3 orang keturunan 2 laki 1 perempuan,
1. Makmur.
2. Belum di ketahui sampai 3 nama nya.
Selanjutnya.
Anak ke 5 Yamit, atau Datuh mempunyai keturunan 9 orang anak .
1. Junait.
2. Dantuk.
3. Idai.
4. Yanang.( Pa sambele )
5. Nani.
6. Duyung.
7. Barlian.
8. Barliah.
9. Tani.
Selanjutnya.
Junait/tak panjang.
1. Marhamah.
2. Jumain.
3. Isah.
Selanjutnya.
Dantuk. mempunyai 2 orang keturunan.
1. Ayut.
2. Dukai.
Selanjutnya.
Idai .mempunyai 7 orang keturunan 5 laki laki 2 orang perempuan.
1. Becak.
2. Norsinah atau Diang Sama .
3. Badriansyah.
4. Dalui.
5. Kurdani.
6. Triana atau Entet
7. Badiani atau Duleng.
Selanjutnya.
Yanang atau anjang tidak punya keturunan mandul atau Tamanang.

Selanjutnya.
Nani. mempunyai 4 orang keturunan 1 laki laki 3 perempuan dari hasil perkawinah, bersaudara sepupu dengan hamnah binti tukung ,melahirkan 4 orang anak.
1. Sahwan.
2. Rindu.
3. Masrah.
4. Hirna.
Selanjutnya.
Duyung atau pa diang. mempunyai keturunan 6 orang anak 2 laki laki 3 perempuan.
1. Madu.
2. Diang Marhani.
3. Ningsih.
4. Rahmanor.
5. Rahmah.
6. Rahmadi.
Selanjutnya.
Barlian atau ma yatek. mempunyai 2 orang keturunan 1 laki laki 1 perempuan.
1. Yatek.
2. Nawati.
Selanjutnya.
Barliah atau ma talaui. Mepunyai 3 orang keturunan 2 perempuan 1 laki laki.
1. Norhamisyah/talui.
2. Norsiah/iwik.
3. Unel atau mistar.
Selanjutnya.
Tani. mempunyai 1 orang keturunan perempuan.
1. Nura.
Selanjutnya.
Anak ke 6 Muria. atau Ucu Mempunyai keturunan 2 orang anak laki laki.
1. Runggis atau tak pandak
2. Isnin
Selanjutnya.
Rungis atau atak pandak tidak mempunyai keturunan ,Bujuang Bakas ,karna membujang sampai tua.

Selanjutnya.
Isnin pa uleng mempunyai keturunan 7 orang anak 4 laki laki 3 perempuan.
1. Rusli atau uleng.
2. Hadri.
3. Asmadi.
4. Hatiah.
5. Golkar.
6. Arbaniah.
7. Salamiyah .
Selanjutnya.
Anak ke 7 Misra. atau Busu mempunyai 3 orang keturunan 2 laki laki 1 perempuan.
1. Sidik.
2. Hadran.
3. Masriah.

Selanjutnya.
Sidik . mempunyai 3 orang keturunan 2 laki 1 perempuan.
1. Bayii.
2. Inui/uma atak palura.
3. Uhang.
Selanjutnya.
Hadrian atau pa amer mempunyai 4 orang keturunan 2 laki laki 2 perempuan.
1. Amer.
2. Wahidah.
3. Dulah.
4. Eviy.
Selanjutnya.
Masrian uma janai. mempunyai 1 orang keturunan anak perempuan.
1. Janai.
Selanjutnya.
Masarau atau ucu saru. mempunyai keturunan 4 orang anak 3 laki laki 1 perempuan.
1. Udin.
2. Hendra.
3. Atak.
4. Vivi.

“Dari silsilah 1 pasangan kepala keluarga 7 orang bersaudara” asal muasal yang berkedudukan di desa janggi ”

“kini sudah tersebar anak dan cucu , akibat hubungan perkawinan status pekerjaan,pendidikan serta gaya hidup dan perkembangan jaman”

“Sekarang ada yang bermukim Bangkuang,babai,muara arai,ganting,malitin,teluk betung,muara palantau,baru,tuyau,ketap,jihi,
tumbang rungan”Barabai
“Banjarmasin,Kandangan,palangkaraya,muara teweh,kaltim,ranggailung,mangkatip,damparan,tampijak,pendang dan kota Buntok.

“Orang tua laki-laki dari 7 bersaudara tersebut, menurut cerita merantau ke kaltim, tepatnya di tanah kutai karta negara, untuk menyebarkan ilmu kesempurnaan dan ilmu bela diri,sampai sekarang tidak tau keberadaannya. sedangkan yang perempuan meninggal dan di kuburkan di sebrang desa janggi.

“Desa Janggi terbentuk menjadi sebuah desa, pada Tahun 1974 yang di akui secara Hukum Negara kesatuan Republik Indonesia .

“Sebelum menjadi desa adalah sebuah Dusun di pimpin oleh tokoh masyarakat bernama muekri.”

“Kampung Janggi bagian dari Desa Babai di pimpin oleh kepala desa Haji Wahab.”

“Tokoh yang menamakan kampung Janggi dan Desa Janggi.Sebelum Menjadi Desa ada Seorang Ulama yang tersuhur di Pulau Borneo kalimantan .Syeikh Maulana Haji Abdul Malik atau Haji Batu, beliu di kenal dari bandar masih,Marabahan sampai ke hulu sungai barito pada etnis dayak bakumpai pada masa abat ke-16 sesudah islam masuk. beliau adalah orang yang ikut serta berjasa mengembangkan islam ditanah dayak.

” Awal mula ,Syeikh Maulana Haji Abdul Malik atau Haji Batu,pergi ke Mekah, selain untuk menunaikan ibadah haji juga untuk menuntut atau memperdalam ilmu agama. Setelah beberapa lama menuntut ilmu di Makkah, ilmu yang dituntut sudah memadai maka Syeikh Maulana Haji Abdul Malik atau Haji Batu, kembali pulang ke Kalimantan. Tentu saja waktu alat perhubungan yang ada hanya kapal layar.

Dalam perjalanan pulang kapal beliau tumpangi pecah dihempas badai di laut Saqartah,Kepulauan Semenanjung Arab Samudra India ada Juga yang menyebut Barat Asia (Negeri tirai bambo Cina). Dengan kehendak Tuhan rupanya Syeikh Maulana Haji Abdul Malik atau Haji Batu, pada saat kapal mulai tenggelam ia menemukan sekeping papan. Ia berpegangan erat-erat pada papan yang dipermainkan ombak ke sana dan ke mari. Beberapa lama di laut dibawa ombak, akhirnya ia dan papan yang di dekapnya sampai di tepi pantai. Semua penumpang mati, hanya beliau yang selamat, beliau terdampar di sebuah pulau. Di dalam hatinya ia bertanyatanya, negeri yang dipijaknya sekarang?, namun pertanyaan itu belum bisa terjawab olehnya.

Di pulau itu Syeikh Maulana Haji Abdul Malik atau Haji Batu, menemukan sebatang pohon janggi besar yang berbuah lebat, buahnya besar mirip semangka. Karena lapar dan haus beliau petik buah itu. Setelah puas melahap buah itu, beliaupun terus berjalan menelusuri pulau tersebut.

Setelah jauh perjalanan, beliau menemukan lagi sebatang pohon besar dan tinggi, buahnya mirip buah pala, namun buahnya sangat besar, tidak seperti buah pala yang biasa ia lihat, besarnya 4 kali batok kelapa. Setelah dipetik, lalu beliau cicipi ternyata rasanya sangat lezat dan mengandung 41 macam rasa.

Sedang asik beristirahat sambil menikmati buah itu terdengar oleh beliau bunyi yang sangat nyaring dan riuh yang belum pernah di dengar sebelumnya. Ingin ia mengetahui bunyi apa gerangan yang sangat luar biasa itu. Dengan berjalan dengan mengendap-endap ia berjalan menuju arah itu. Tiba -tiba ia melihat sesusuk mahluk aneh yang iya namakan Marabiaban (makhluk besar yang jahat) sedang tidur dengan pulasnya. Makhluk itu seperti manusia namun sangat besar, badannya berbulu dan berwarna kecoklat-coklatan diselingi warna merah.

Melihat makhluk besar yang sangat aneh itu, berkatalah Syeikh Maulana Haji Abdul Malik atau Haji Batu, berkata dalam hati ”kalau aku berada disini dan kebetulan ia bangun, bagaimana nasibku nanti?” Ia termenung sambil berfikir bagaimana caranya melawan makhluk hebat tersebut.

Di saat ia berjalan sambil berfikir, tiba-tiba ia menemukan sepotong besi. ”Nah ini harus kumanfaatkan sedapat mungkin, akan kubuat senjata panjar (semacam perkakas pertukangan berujung runcing )” katanya didalam hati .

”Tapi besi ini harus kubakar dulu, ini senjata yang sangat ampuh untuk mengalahkan makhluk yang iya namakan marabiaban itu” katanya.

lalu ia mengambil dua buah batu, keduanya digosok-gosokkanya dan pada sela-sela batu diletakannya rumput kering. Akhirnya api memancar dari kedua batu yang digosokkan itu, lalu api dibesarkan dengan kayu-kayu kering, kemudian besi dibakar diatas kayu tersebut hingga merah pijar. Sementara itu sang marabiaban masih tidur mendengkur. Riuh sekali dengkurnya hingga sampai didengar dalam jarak setengah kilometer .

Pelan-pelan Syeikh Maulana Haji Abdul Malik atau Haji Batu, bangkit dari duduknya dengan memegang besi yang pijar ditangan. Dengan penuh keyakinan ia melompat keatas badan makhluk marabiaban dan langsung menempelkan besi pijar itu kemata makhluk marabiaban. Setelah dipekirakan besi pijar itu telah mengenai sasaran Syeikh Maulana Haji Abdul Malik atau Haji Batu, melompat turun dan bersembunyi di tempat yang dirasa aman olehnya.

Makhluk itu bangun dari tidurnya sedangkan matanya tidak dapat melihat apa-apa yag ada di sekitarnya lagi karena menjadi buta akibat tertikam besi pijar tadi. Makhluk Marabiaban mengamuk dengan dasyatnya, sampai berhektar hektar pohon kayu besar tumbang. Namun lambat laun akhirnya makhlik itu kehabisan tenaga, roboh dan mati.Sesudah makhluk Marabiaban itu mati, Syeikh Maulana Haji Abdul Malik atau Haji Batu, keluar dari persembunyiannya sambil mengawasi daerah sekitar yang diamuk makhluk itu. Ia terkagum-kagum akan kehebatan makluk yang baru pertama kali dia lihat sambil bergumam “Apa gunanya tuhan menciptakan makhluk seperti ini? Tetapi tidak mungkin tuhan menciptakan sesuatu kalo tidak ada gunanya”. Berkecamuk pertanyaan itu dalam benaknya.

“Akan aku ceritakan kelak kepada anak cucuku tentang makhluk Marabiaban ini” kata Syeikh Maulana Haji Abdul Malik atau Haji Batu, dalam hati.

Diantara takjub dan bingun timbul pikiran untuk membuktikan sampai dimana kehebatan Marabiaban tersebut. Dengan mengambil beberapa helai bulunya dan menyimpannya kedalam babat (sabuk) pinggangnya. Sesudah selesai ia pun meneruskan perjalanannya, namun ia tak tahu harus berjalan kearah mana, yang pasti setelah keluar dari hutan masuk hutan yang lain. Hutan-hutan yang dilaluinya sangat lebat, pohon kayunya tumbuh subur dan besar-besar. Anehnya, sewaktu dalam perjalanan semua binatang buas seperti harimau, singa, macan, dan binatang lainnya apabila bertemu dengannya lari pontang panting ketakutan tak ada seekorpun binatang buas yang berani mendekat padanya. Itulah sebagian dari kesakti’an dan kehebatan bulu Marabiaban yang sangat desegani dan ditakuti oleh binatang-binatang buas dan berbisa.

Entah sudah berapa lama ia berjalan, akhirnya ia sampai disuatu tempat yang sangat angker. Di tempat itu ada terdapat sebuah goa. Di dalam goa itu besarang berbagai jenis binatang berbisa, seperti ular, kalajengking dan bermacam-macam binatang berbisa lainnya. Ketika Syeikh Maulana Haji Abdul Malik atau Haji Batu, mau masuk kedalam goa tersebut, secara tiba-tiba binatang berbisa itu menyerang. Syeikh Maulana Haji Abdul Malik atau Haji Batu, Perkelahian pun tidak dapat dihindari lagi. Namun tidak berlangsung lama akhirnya semua binatang yang menyerangnya dapat dikalahkannya berkat bulu Marabiaban yang dibawanya itu.

Setelah perkelahian selesai, Syeikh Maulana Haji Abdul Malik atau Haji Batu, keluar dari goa itu dan meneruskan perjalanan. Sampai pada suatu tempat iya melihat sebatang pohon janggi yang sangat besar. Pohon janggi tersebut adalah pohon yang paling besar dan tinggi diantara pohon-pohon yang lainnya pohon dahan dan rantingnya mengeluarkan cairan merah seperti darah pohon menjulang ke langit seperti gunung dan terdapat danau riam dan pusaran air.terdapat pada batang pohon besar itu.iya sangat bingung melihat pohon tersebut dalam hatinya.”

“Iya beranggapan dalam hatinya ketika di atas pohon itu apa kah ini pulau ini pulau go’ib sehingga tumbuh-tumbuhan,binatang dan serta suasana pulau ini tidak sama seperi pulau -pulau biasa yang di huni manusia.”

Sambil beristirahat di batang pohon tersebut beliau melihat lihat kesekeliling pohon itu. Sampai akhirnya beliau melihat keatas pohon janggi itu, ternyata diatas pohon janggi itu beliau melihan seekor burung mirip Rajawali yang sangat besar, lalu timbul pikiran beliau untuk mengikuti burung mirip rajawali tersebut, sebab menurut beliau burung mirip rajawali disaat-saat tertentu pasti akan terbang dan diwaktu burung mirip Rajawali itu terbang beliau akan menggantung diri dikaki burung tersebut.

Dengan mengendap-endap beliau memanjat pohon janggi itu perlahan-lahan sambil mendekati burung mirip Rajawali itu. Burung mirip rajawali itu ternyata sedang mengerami telornya. Setelah berada didekat kaki burung itu, secepat kilat beliau melepas serban dan mengikatkannya dikaki burung mirip Rajawali itu. Karena melihat ada orang di dekatnya dan merasakan ada sesuatu yang menyentuh kakinya, maka dengan cepat burung mirip Rajawali itu terabang ke angkasa, sementara Syeikh Maulana Haji Abdul Malik atau Haji Batu, bergantung di kaki burung mirip Rajawali. Ternyata burung besar itu terbang jauh sekali sampai menyebrangi lautan.

“Aku bertawakal saja pada tuhan, kemanapun burung ini membawaku terbang, yang penting aku harus keluar dari hutan angker yang penuh dengan mara bahaya ini” berkata Syeikh Maulana Haji Abdul Malik atau Haji Batu, dalam hati.

Pada saat burung besar itu turun menukik hendak menyambar seekor sapi hutan, Syeikh Maulana Haji Abdul Malik atau Haji Batu, malik segera melepas serbannya dari kaki burung raksasa tersebut.

Beliau pun terjatuh diantara dua danau, yang satu airnya bersih, jernih & yang satunya lagi keruh seperti bekas diaduk dengan tanah liat. Melihat dua buah danau yang berdekatan namun airnya berbeda, timbul kecurigaan Syeikh Maulana Haji Abdul Malik atau Haji Batu, .

“Walau sekarang aku sangat haus ,tetapi aku harus waspada ,akan ku coba dulu” kata Syeikh Maulana Haji Abdul Malik atau Haji Batu,. Beliau nampaknya sangat hati-hati, takut kalo-kalo nanti setelah minum air itu akan membawa akibat yang tidak baik bagi dirinya. Untuk mengetahui apakah air itu berbahaya atau tidak lalu beliau mencelupkan jari-jari beliau kedalam air danau yang jernih airnya. Setelah dicelup lalu diangkat. Apa yang terjadi ketika itu sungguh sangat mengherankan beliau, ternyata jari beliau telah menjadi batu.

“Wah, seandainya aku minum air tadi maka aku pasti sudah menjadi batu” gumam Syeikh Maulana Haji Abdul Malik atau Haji Batu,”.

Kemudian jari-jarinya yang telah menjadi batu itu dicelupkannya kedalam air danau yang berwarna keruh, ternyata jari-jarinya kembali seperti sedia kala. Untuk memuaskan dahaganya beliau meminum air yang berwarna keruh.

”Tuhan menjadikan sesuatu pasti tidak sia-sia, pasti ada gunanya seperti ia menciptakan dua buah danau ini, tidak mungkin tidak ada gunanya, oleh sebab itu aku ingin membuktikan apa gunanya tuhan menjadikan dua buah danau ini ” Syeikh Maulana Haji Abdul Malik atau Haji Batu.

lalu jari-jarinya dicelupkannya lagi kedalam air danau yang bewarna jernih, kembali jari-jarinya menjadi batu. sesudah jari-jarinya menjadi batu ia berkata pula ”semua pengalaman ini akan kubawa pulang dan akan kujadikan bukti bahwa dalam pengembaraan aku telah menemukan banyak hal yang aneh-aneh. supaya anak cucuku tahu. dan semoga tuhan memberikan kepadaku jalan agar aku dapat kembali pulang kekampung halamanku”.

“Segera beliau tinggalkan tempat itu untuk meneruskan perjalanan.”terus dan terus melanjutkan perjalanan menelusuri, sebuah pulau dan hutan belantara yang sangat jauh sekali.”

“Ringkas cerita pada satu ketika,syeh Maulana Haji Abdul Malik atau Haji batu mendengar suara ayam berkukuk.”

“Kukukuuuuu kukukuuuuu kukukuuuu. mendengar suara itu iya segera menuju arah suara ayam tersebut dengan penuh semangat,”

“Hingga pada akhirnya, bertemu kampung pada pulau yang indah tersebut.”

“Menurut cerita pulau itu iya namakan, pulau daratan bini atau Bawi pada orang orang dayak bakumpai di aliran sungai barito mengisahkan atau pulau (go’ib) Saqathra Semenanjung Arab ,Yaman dan ada juga yang menyebut daratan Asia ,negri tirai bambu cina.”

“Masuklah Syeh Maulana Haji Abdul Malik atau Haji batu, di kampung daratan bini atau bawi itu. namun iya melihat suasana manusia pada kampung tersebut merasa ada yang janggal.”

“Tidak ada satu seorang iya melihat laki-laki dalam kampung tersebut. ternya kampung itu dihuni oleh sekelompok penduduk berjenis kelamin perempuan, yang sangat putih dan cantik -cantik.”

“Syeh Maulana Haji Abdul Malik atau Haji batu” bertanya pada dirinya sendiri ,dimanakah kaum lelaki yang berada pada kampung ini ?

” Iya pun berusaha mencari tau keberadaan para lelaki pada kampung itu, ternyata kaum lelaki dikampung itu, sunguh sangat tidak masuk akal.”

“lelaki pada kampung tersebut, tidak ada yang hidup satu orang pun, setelah mengawini dan menikahi perempuan yang berada pada kampung
daratan bini atau bawi tersebut.

“Dengan hati yang gelisah,cemas Syeh Maulana Haji Abdul Malik atau haji batu merasa sangat takut berada disebuah kampung itu.”

“karena dia beranggapan hidup dan nasibnya akan sama seperti kejadian para lelaki yang pernah tinggal pada kampung tersebut”.

“tidak berselang lama berada dikampung tersebut Syeh Maulana Haji Abdul Malik atau Haji batu akhirnya dipanggil untuk menghadap seorang kepala suku.”

“Syeh Maulana Haji Abdul Malik atau Haji batu pun tidak bisa menolak iya pun bersedia mengikuti dan menghadap kepala suku itu ”

“Ternyata Syeh Maulana Haji Abdul Malik atau Haji batu, di minta oleh kepala suku yang cantik itu untuk menikahi,mengawini dirinya.”

“Syeh Maulana Haji Abdul Malik atau Haji batu pun tidak bisa menolak dan menghindar atau lari dari sebuah kenyataan itu.”

“di karenakan sudah menjadi aturan dan keputusan adat istiadat yang berlaku pada kampung negeri tersebut.

Pada tahun 1627 M beliau kembali ke Kuin dengan membawa buah batok mirip buah pala yang kemudian dikenal dengan nama kayu si janggi.
terutamasebagai penghormatan bagi kepala suku dan adat istiadat pada kapung tersebut”

“Pada hari yang sudah di tentukan syeh Maulana Haji Abdul Malik atau Haji batu pada akhirnya menikah dan kawin  dengan kepala suku yang cantik tersebut.”

“berbagai pesta adat serta tradisi dilaksanakan pada kampung tersebut, acara pesta adat di laksanakan sangat sangat meriah seluruh warga di kampung itu hadir untuk menyaksikan prosesinya.”

“Pernikahan dan perkawinan pun sudah akan berakhir pada hari itu .”

“hari sudah beranjak sore semua prosesi adat dan tradisi pada kampung itu sudah dilaksanakan.”

“pada akhirnya pasangan syeh Maulana Haji Abdul Malik atau Haji batu sudah Sah, sebagai seorang suami dan istri .malam pun semakin larut, suara keheningan malam beranjak sunyi.”

“Sampailah pada saatnya malam yang di nantikan untuk semua pasangan pengantin untuk merajut cinta kasih sayang dan kemesraan serta kebahagiaan itu.”

“Namun lain halnya dengan seorang pasangan syeh Maulana Haji Abdul Malik atau Haji batu”.

“Syeh Maulana Haji Abdul Malik atau Haji batu menganggap malam itu bukanlah malam pertama baginya untuk merajut cinta kasih dan sayang bersama isterinya.”

“tapi malam itu malam dan hari terakhir bagi seorang syeh Maulana Haji Abdul Malik atau Haji batu untuk melihat dunia ini.”

“Suasana kebahagiaan tidak terlihat di raut wajah haji batu”malam itu seperti malam yang sangat memilukan.

“Syeh Maulana Haji Abdul Malik atau Haji batu berpikiran bagai mana dirinya harus bisa selamat dari kematian serta bisa bertahan hidup hinga pagi hari besok untuk melewati malam itu”.

“Sehingga bisa pulang kekampung halamannya ke pulau borneo atau kalimantan bertemu dengan sanak saudara keluarga di kampungnya”.

“Waktu sudah larut malam akhirnya pasangan syeh Maulana Haji Abdul Malik atau Haji batu dan istrinya yang cantik, beranjak menuju tempat tidur.

“Pada akhirnya Ketika mau melakukan hubungan suami istri. ”

” Syeh Maulana Haji Abdul Malik atau Haji batu teringat sesuatu yang membuat
telunjuk tangan kanannya menjadi batu.”

“iya mencoba memasukan jarinya pada saat berhubungan dengan istrinya yang adalah seorang kepala suku pada kampung pulau daratan bini atau bawi itu”.

“Syeh Maulana Haji Abdul Malik atau Haji batu merasa ada sesuatu yang menggigit jarinya ,iya pun dengan sangat cepat menarik jari telunjuk itu ternyata keluar seekor  binatang kala jengking beracun.

“Syeh Maulana Haji Abdul Malik atau Haji batu pun bergegas,memukul binatang yang mematikan tersebut dengan jarinya yang membatu itu” .

“Pada akhirnya Syeh Maulana Haji Abdul Malik atau Haji batu selamat melewati malam itu hingga terbangun pada pagi hari.”

“semua warga dikampung itu menjadi heran melihat syeh Maulana Haji Abdul Malik atau Haji batu dapat bertahan hidup melewati malam maut tersebut.”

“Syeh Maulana Haji Abdul Malik atau Haji batu menjadi seorang pria idaman dan idola bagi perempuan -perempuan yang berada pada sebuah daratan pada kampung tersebut.”

“Ternyata malam yang di anggap malam, maut berganti menjadi malam yang terindah bagi haji batu dan kepala suku yang cantik itu.”

“Semua warga di kampung itu pada akhirnya rela berbagi cinta untuk mendapatkan hati seorang Syeh Maulana Haji Abdul Malik atau Haji batu”serta untuk memiliki keturunan bersamanya.

“Satu demi persatu Syeh Maulana Haji Abdul Malik atau Haji batu mengawini dan menikahi perempuan pada kampung tersebut”,

“Waktu terus berjalan hari demi hari haji batu melewati hidupnya.” penuh dengan proses.”

“banyak penderitaan sudah di lalui pada perjalanan hidupnya sampai tinggal pada suatu kampung tersebut”.

“Semenjak syeh Maulana Haji Abdul Malik atau Haji batu bisa melewati malam bahagia itu pada kampung daratan bini atau bawi tersebut yang membuat maut bagi laki-laki sebelumnya.”

“Sejak itu lah kampung tersebut terbebas dari sebuah keanehan pada masa lalu, hingga pada saatnya kampung tersebut bisa hidup dengan normal ketika itu.”

“Syeh Maulana Haji Abdul Malik atau Haji batu akhirnya pulang kekampung kelahirannya.menggunakan perahu nelayan yang terdampar di pesisir daratan tersebut, meninggalkan anak dan istrinya di pulau kampung go’ib tersebut.”

“Berjalanlah perahu yang di tumpangi Syeh Maulana Haji Abdul Malik atau Haji Batu, terus berlayar mengunakan perahu nelayan tersebut hingga sampai pada suatu pulau borneo,kalimantan”.

“Syeh Maulana Haji Abdul Malik atau Haji batu Ketika di pulau borneo Kalimantan.”

“dirinya Sebagai seorang pedagang sambil berdakwah menyebarkan agama Islam dan berlayar dengan sebuah perahu pada suatu aliran sungai, mudik dari hilir dan hulu pada sungai Barito”.

“Pada jaman dahulu iya masuk pelusuk sungai kecil dari kampung ke kampung.”

“Hingga pada waktu itu Syeh Maulana Haji Abdul Malik atau Haji batu masuk pada sebuah sungai muara bahaur ,menuju suatu pulau yang dikelilingi sungai dan anak sungai.”

“Nama Janggi di anugrahkan oleh syeh Maulana Haji Abdul Malik atau Haji batu”

” Atas kesepakatan bersama Abdul Saman atas peristiwa cerita hidupnya ketika Syeh Maulana Haji Abdul Malik atau Haji batu pulang perjalanan ibadah Haji dari tanah suci mekah.

“Hingga sampai saat ini nama janggi tetap di gunakan, bahkan sebagai menjadi nama desa yang di akui keberadaannya secara negara, berdasarkan aturan undang-undang yang berlaku”.

“Warga Janggi adalah Suku dayak Bakumpai, menganut agama Islam kebudayaan dayak bakumpai, di desa janggi, masih melaksanakan adat Badewa dan manyanggar lebu sebagai warisan leluhur dayak bakumpai.”

“Kehidupan warga dikampung janggi ketika itu sebagai petani,perkebun dan Nelayan yang tradisional”.

“Kampung Desa Janggi di atas pulau yang di kelilingi Sungai.”

Sungai Janggi,Sungai Ulek Pulong,Sungai Barito,Sungai Batang Babai, Sungai Mutar,Sungai Silip dan Sungai Bahaur.

Desa Janggi memiliki sungai:
1. Jantang hiang.
2. Jalatani.
3. Balonok.
4. Bamburep.
5. Damar putih.
6. Bakapuk.
7. Pakupang.
8. Hantasan rajan.
9. Rajan.
10. Takuluk simpang muhur.
11. Babunut.
12. Janggi Tampakan.
13. Salang.
14. Danau batu.
15. Palepek.
16. Salat.
17. Mangguruh.
18. Mansugur.
19. Sungai Gantang.
20.Sungai Saka.
21.Labehu.

Sebuah Tempat sakral adalah pulau tumpuk watu di seberang desa Janggi

Pemimpin yang pernah menjabat Jadi Kepala Desa Janggi :

1. MUEKRI Bin Sadah Binti Abdul Saman
2. JIHANOR.( Suami )Ningsih Binti Duyung Bin Yamit Bin Abdul Saman.
3.ASPUL ANUAR Bin Muekri Bin Sadah Binti Abdul Saman
4.SUGIAN ( Suami ) Arbaniah Binti Isnin Binti Muria Binti Abdul Saman.
5.MUKSIN. Suami Sarkiah Binti Junaidi Bin Durun Bin Abdul Saman.
6.ASRANI Bin Hamnah Binti Tukung Bin Abdul Saman
7.FATLI Bin Gampulani Bin Mursid Bin Tukung Bin Abdul Saman.

Desa Janggi .

Timur berbatasan dengan Desa Muara Plantau kabupaten Barito timur.

Barat berbatasan dengan Desa Babai kabupaten Barito selatan.

Utara berbatasan dengan Desa Malitin kabupaten Barito selatan.

Selatan berbatasan dengan Kelurahan Bangkuang dan Teluk Betung kabupaten Barito selatan.

Ibu kota Kecamatan Karau Kuala.
Ibu kota Kabupaten Barito Selatan.
Ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah.
Ibu kota Negara Indonesa.

Sumber cerita di ambil dari cerita Rakya :
Kakek Mursid Bin Tukung Bin Abdul Saman.

“Ayah da Gampulani Bin Mursid Bin tukung bin Abdul Saman.

Aspul Anuar Bin Mukeri Bin Sadah Binti Abdul Saman.

Barliyah Binti Yamit Bin Abdul Saman.

Nawati Binti Barlian Binti Yamit Bin Abdul Saman.

Rohana Binti Junaidi Bin Durun Bin Abdul Saman.

Perlu kita Apresiasi cerita rakyat ini semoga menjadi cerita warisan generasi seterusnya, untuk memahami betapa penting arti dari sejarah.

PENULIS : Fatli .

Atas Segala Kelurangan,dan ketidak puasan untuk menyimak dalam Cerita ini Saya sebagai Penulis Mohon maaf.

Terimakasih.

Wasalam.